A Brief History Of International Relations
Studi Ilmu Hubungan Internasional lahir pertama kali di Aberystwyth University ,Wales pada tahun 1872. Pada awalnya para praktisi hubungan internasional mencoba untuk memahami dan mempelajari fenomena Perang Dunia I yang waktu itu menyengsarakan umat manusia. Fenomena ini coba dikaji oleh para praktisi hingga mereka mencoba mencari cara bagaimana mempertahankan status damai yang ada saat itu agar tidak terjadi lagi perang besar dikemudian harinya. Presiden Woodrow Wilson merupakan salah satu tokoh sentral terbentuknya ilmu hubungan internasional yang waktu itu mencoba merumuskan tatanan dunia yang damai dan beraturan.
Woodrow Wilson yang hadir sebagai tokoh dengan paham liberalisme menawarkan solusi melalui the fourteen point dalam perjanjian Versailles. Keikutsertaan Amerika menandai dimulainya dominasi paham liberalisme di dunia. Dua poin yang diajukan oleh Wilson, bertujuan untuk menciptakan suatu tatanan dunia yang demokratis, poin pertama yang disampaikan oleh Wilson adalah menciptakan pertumbuhan demokrasi liberal di Eropa yang diharapkan mampu memberi jaminan kedamaian bagi setiap negara yang ikut di dalamnya sehingga mampu menempatkan pemerintahannya sebagai pemerintahan dengan liberalis yang mengutamakan kedamaian. Poin utama yang kedua dari Wilson adalah pembentukan suatu organisasi internasional secara teratur dan tertata sehingga akan menumbuhkan hubungan yang sehat serta kuat antara negara-negara di dunia dan membangun kembali the balance of power yang dulu sempat hancur karena Perang Dunia I. Dengan kata lain, Wilson menginginkan hubungan internasional yang ada didunia diatur secara lebih terbuka melalui hukum internasional yang diciptakan dibawah League of Nation.
Lahirnya League of Nation, sebagai sebuah pemecah masalah dan penjaga perdamaian di dunia, tidak serta merta membawa kabar gembira bagi dunia. League of nation sebagai organisasi bentukan paham liberalisme mengedepankan prinsip perdamaian dunia dengan membuat aturan dan hukum-hukum internasional. League of nation sebagai lembaga tertinggi saat itu ternyata tidak mampu mengakomodasi keinginan semua pihak . amerika dibawah kendali Woodrow Wilson nyatanya malah mundur secara perlahan karena ditolaknya peran serta amerika dalam kemelut di eropa oleh senat.Inggris dan perancis sebagai penggerak league of nation di eropa ternyata menaruh ketidakpercayaan kepada league of nation sehingga mereka tidak menyelaraskan politik luar negeri mereka untuk mengakomodasi terwujudnya perdamaian abadi di eropa.
Terkikisnya paham liberalisme ini sedikit banyak memberikan peluang dan celah kepada para realis untuk melancarkan serangan , secara tidak langsung kemunculan negara-negara dengan paham facist semakin menyudutkan posisi kaum liberal ke jurang kehancuran, disisi lain paham realis seolah mendapatkan dukungan kebenaran teori mereka. Akhirnya paham liberal bisa dikatakan mencapai kehancuran pada akhir 1930.era 1930-1940 diisi oleh ketidakpastian dan ketidakjelasan kondisi politik di eropa hingga akhirnya pada 1939 terjadilah apa yang ditakutkan oleh kaum liberalis dengan pecahnya perang dunia II . Perang dunia seolah menunjukkan bahwa pemenang great debate pertama adalah realis .
Setelah perang dunia II terjadi perdebatan mengenai metodologi penelitian ,2 teori besar yang “bermain” adalah tradisional dan behavioralism. Kedua teori ini menekankan pada metodologi pengkajian hubungan internasional melalui cara yang berbeda. Kaum tradisional menganut aliran metodologi berorientasi norma dan nilai-nilai , penilaian dan pengetahuan sejarah. Sementara kaum Behaviouralism menekankan pada hipotesis, pengumpulan data dan pengetahuan ilmiah.(Sorensen 1999). Perdebatan ini pada konfliknya tidak seperti great debate pertama yang secara terbuka menjadi perang teori. Great debate II ini bisa dibilang tidak seseru Great Debate I tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa perdebatan ini menjadi jembatan terciptanya teori hubungan internasional dewasa ini.
Setelah Perang Dunia II cita-cita akan terbentuknya dunia yang sekali lagi damai dan aman kembali mengemuka. Para perumus akhirnya mencapai kesepakatan dengan terbentuknya Perserikatan Bangsa Bangsa (United Nation). Organisasi ini bertahan dan sampai sekarang masih terus berkembang mengawasi perdamaian dunia.
Kemunculan hubungan internasional, dinilai kuat sebagai solusi terbaik untuk mengatasi masalah kompleks internasional yaitu perang dunia yang merupakan pengalaman hidup paling buruk yang pernah ada. Kehadiran hubungan internasional dianggap sebagai titik tolak terciptanya suatu perdamaian yang juga merupakan cita-cita dunia. Hubungan internasional dinilai menjadi sebuah disiplin ilmu yang sangat penting saat itu, menghindari terjadinya perang yang mungkin akan terjadi lagi.
Namun, seiring berjalannya waktu, perubahan-perubahan turut tercipta dalam perkembangan hubungan internasional. Hubungan internasional yang dulu dinilai sebagai kunci solusi masalah perdamaian yang diaplikasikan melalui terbentuknya League of Nation dan dilanjutkan oleh United Nation, kini tak hanya menjadikan perdamaian menjadi suatu yang esensial bagi terciptanya hubungan internasional, terlebih kini keseimbangan tatanan turut menjadi tujuan adanya hubungan internasional. Dengan adanya peran dari actor, interest, dan poweryang menjadi esensi hubungan internasional, tujuan adanya hubungan internasional kini ditekankan pada terciptanya kesetaraan di dunia yang tak menyangkut bidang politik yang menjadi kajian utama hubungan internasional, tapi juga ilmu lain yang mempengaruhi perkembangan hubungan internasional pada masa lalu dan kini.
Pada akhirnya hubungan internasional memiliki sejarah panjang perdebatan-perdebatan tentang teorinya. Dimulai dari liberalis-realis,tradisional-Behaviourelism . perdebatan ini menyebabkan studi hubungan internasional memiliki kompetisi internal yang membantu menyempurnakan studi ini dari awal berdirinya. Perdamaian bukan lagi menjadi motivasi pentingnya belajar hubungan internasional, ilmu-ilmu lain yang berkaitan juga menjadi concern dewasa ini.
Referensi:
Sorensen, Robert Jackson & Georg. Introduction to International Relations.New York: Oxford University Press lnc., 1999.
Wight, Colin (2002) “ Philosophy Of Social Science and International Relations” in Walter Carlsnaes,Thomas Risse, Beth Simmons [eds.], Handbook of International Relations,SAGE,pp.23-51
Gaddis, John Lewis (1996) “History,Science, and the study of International Relations” in Ngaire Woods (ed.) Explaining International Relation since 1945, Oxford University Press pp 32-45.