Melihat kata internasional pada studi ilmu hubungan internasional, tentu saja sangat erat kaitannya dengan kata global. Hal tersebut memiliki makna bahwa studi ini akan sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi secara internasional yang pada dasarnya merupakan kajian yang dipelajari pada studi ini. Bila kita telaah lebih lanjut, hal ini akan mengarah pada perubahan secara global, dimana studi ilmu hubungan internasional diharuskan mampu mengkaji perubahan dengan melakukan penyesuaian untuk senantiasa berkembang secara global. Sehingga dapat dikatakan bahwa ilmu hubungan internasional ini sebagai lazim ilmu disiplin, adalah studi yang hidup.
Munculnya studi ilmu hubungan internasional sebagai studi yang berdiri setelah Perang Dunia I ditujukan untuk mencegah adanya peperangan hingga studi ini memusatkan kajian kepada studi yang mampu menciptakan perdamaian di dunia. Namun, setelah terjadinya Perang Dingin, studi ilmu hubungan internasional ini berkembang secara mengglobal, sebagai studi interdispliner yang kini studi ini tak hanya mengkaji Ilmu Politik yang menjadi pusat kajian Ilmu Hubungan Internasional ini, namun juga masalah seperti AIDS, mafia, dan lain-lain sehingga hak itu berkaitan erat dengan pemikiran bahwa ilmu hubungan internasional dipengaruhi oleh subjek-subjek akademik lainnya, seperti filsafat, sejarah, hukum, sosiologi, atau ekonomi (Jackson & Sorensen, 1999:34). Hal ini mengisyaratkan bahwa kini studi hubungan internasional telah memiliki kajian lebih mengglobal lainnya yang secara otomatis akan meningkatkan kualitas lulusannya. Dengan adanya perubahan tersebut kini studi ilmu hubungan internasional dipandang melalui perspektif global yang mulai mempelajari cabang ilmu lain. Untuk itu, guna lebih memberikan sumbangan bagi kemaslahatan hidup manusia di era yang kian mengglobal, studi hubungan internasional tidak dapat lain perlu dikembangkan dalam sebuah wadah otonom, mandiri, dan memungkinkannya memfasilitasi interseksi dan kolaborasi ilmu-ilmu sosial dalam dirijensi sebuah paradigma global.
Kini hubungan internasional mampu menjadi suatu media kolaborasi ilmu sosial dan pemecahan masalah global, menjadi salah satu studi yang mampu melahirkan lulusan yang mampu menjadi seorang global strategist. Seperti yang dicanangkan pada program studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Studi Hubungan Internasional yang memiliki karakteristik elite, dimana elite berarti mampu menghasilkan kulaitas target output yang tinggi, output yang ditergatkan adalah lahirnya global strategist yang berkompetensi tak hanya pada analisis internasional, namun juga negosiasi global, komunikasi global, dan manajerial global. Dihadapkannya studi ini dengan keterbatasan peran dan posisi jurusan dalam mengemban fungsi-fungsi interdisipliner yang melintas fakultas dan kecenderungan fakultas-fakultas yang kian sektoral, pengembangan jurusan ilmu hubungan internasional menjadi sebuah school diyakini menjadi terobosan paling realistis atas kebuntuan. Hal ini dapat di wujudkan dengan adanya 4 peminatan yang disediakan oleh Departemen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yaitu Perdamaian Internasional dan Keamanan, Politik Internasional dan Ekonomi, Bisnis Internasional dan Organisasi, serta Globalisasi dan Strategi. Dengan demikian, Hubungan Internasional Universitas Airlangga berkembang dalam standar internasional serta reputasi yang mempuni, sehingga mampu menjadi kompetitif dalam persaingan secara global.
Referensi :
Departemen Hubungan Internasional Program Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2013. Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Jackson, Robert and Georg Sorensen. 1999. Introduction to International Relations. New York : Oxford University Press Inc.
0 komentar:
Posting Komentar